Dermopati diabetik (DD) merupakan dermatosis yangpaling sering terjadi akibat diabetes. DD terjadi pada 70% penderita diabetes, terutama laki-laki berusia lebih dari 50 tahun. Gejala klinis yang khas meliputi papul atau plak multipel, berukuran kecil (0,5-1cm), asimetrik, berbentuk anular atau iregular, berwarna cokelat kemerahan yang terdapat pada permukaan ekstensor tungkai bawah, yang berkembang secara lambat menjadi makula bersisik halus, hiperpigmentasi, dan atrofik. Bercak ini secara bertahap sembuh dengan meninggalkan suatu parut atrofik berwarna cokelat. Lesi juga dapat ditemukan pada lengan bawah, paha, dan maleolus lateral. Lesi baru dapat tampak, sedangkan lesi yang lama dapat menetap atau hilang.
Penyebab DD tidak jelas, perubahan mikroangiopati dan trauma dianggap merupakan predisposisi terhadap lesi tipe DD. Tidak ada korelasi antara perkembangan DD dan keparahan diabetes, durasi diabetes, atau tingkat kontrol glikemik. Pada beberapa pasien, tampak bercak pada aspek anterior tungkai dibawah lutut sebelum terjadi metabolisme glukosa yang abnormal.
DD adalah suatu diagnosis klinis. Pemeriksaan hitologik memperlihatkan epidermis tipis dengan penebalan pembuluh darah di dermis dan peningkatan material yang menunjukkan hasil positif dengan periodic acid-Schiff (PAS). Infiltrat limfohistiositik dengan sedikit deposit hemosiderin juga dapat terjadi. Diagnosis banding meliputi dermatitis statis, nekrobiosis lipoidika, erupsi purpura berpigmen, dan pembentukan parut pascatrauma. Tidak ada komplikasi dermatologik atau sistemik akibat DD selain gangguan kosmetik.
Lesi DD seringkali sembuh spontan, meskipun dibarengi timbulnya lesi baru. Tidak ada pengobatan yang efektif atau dianjurkan untuk kerusakan kulit yang biasanya bersifat asimtomatik. Jika pasien cemas dengan penampilannya, kosmetik dapat digunakan untuk menyamarkan lesi. Semua terapi medis harus ditujukan pada penyebab yang mendasari yaitu diabetes melitus.
EmoticonEmoticon