Penyakit Langka Dermatografia, Diagnosis, Komplikasi Klinis dan Tata laksana


Dermatografia adalah reaksi urtikaria yang diinduksi secara fisik sebagai respons terhadap garukan pada kulit.

Dermatografia lebih sering terjadi pada orang dewasa muda dan dapat ditemukan pada 4-5% populasi. Diyakini bahwa sel mast intraepitel melepaskan isinya sebagai respons terhadap simulasi fisik. Hal ini menggambarkan reaksi alergi tipe I; pada reaksi ini histamin, asam arakidonat, dan leukotrien merupakan mediator yang berperan. Meskipun tidak ada antibodi imunoglobulin E (IgE) spesifik yang telah diidentifikasi, dermatografia secara pasif telah ditransfer melalui infus serum pasien yang terkena ke dalam tubuh orang lain. beberapa ahli percaya bahwa substansi P juga berperan pada dermatografia.

Dermatografia telah dilaporkan disebabkan oleh keadaan medis lainnya, seperti urtikaria pigmentosa, diabetes, penyakit virus, dan kehamilan lanjut, serta akibat penggunaan obat-obat tertentu seperti penisilin, kodein, dan sulfonamid.


Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Lokasi fisik paling baik yang dermatografianya dapat diinduksi adalah pada punggung. Kulit menjadi merah bila ditekan dengan kuat dan kemudian timbul “respon tripel Lewis” suatu garis merah yang membentang sampai terbentuk urtika.

Komplikasi Klinis Dermatografia adalah suatu proses penyakit yang jinak, dan komplikasinya jarang terjadi. Namun, superinfeksi area yang terkena dapat terjadi akibat garukan dan ekskoriasi yang disertai rasa gatal, dan pasien juga dapat mengalami nyeri kepala, kepala terasa ringan/ melayang (flushing), atau hipotensi.



Tata laksana atau pengobatan pada dermatografia meliputi ,Sinar Ultraviolet (UV) dapat mencegah kejadian, tetapi antihistamin oral adalah pengobatan pilihan. Doksepin, antidepresan trisiklik, atau hidroksizin juga dapat digunakan ; semuanya memiliki sifat memblokade reseptor H1 dan H2. Kortikosteroid tidak menghambat degranulasi sel mast kulit sehingga tidak mempunyai peran pada pengobatan dermatografisme atau urtikaria fisisk lainnya. Follow-up bersifat esensial karena dermatografia berhubungan dengan gangguan lain seperti penyakit bahcet dan fibrositis reumatik kronik.


EmoticonEmoticon