Vertiligo terjadi sampai pada 1% populasi dan mengenai
kedua jenis kelamin dengan frekuensi yang sama. Pada sebagian besar kasus,
onset terjadi sebelum usia 20 tahun. Penyebabnya tetap sulit dipahami, tetapi
faktor genetik, autoimunitas, zat autositotoksik, faktor nerologik, metabolit
toksik, dan tidak adanya faktor pertumbuhan melanosit sebagai penybab yang
paling mungkin. Riwayat keluarga psitif pada 33% kasus, yang menunjukkan bahwa
apa pun mekanismenya, keadaan ini diwariskan secara multifaktorial. Vitiligo
telah dikaitkan dengan hipotiroidisme, penyakit Graves, penyakit Addison,
alopesia areta, anemia pernisiosa, diabetes melitus yang bergantung insulin,
uveitis, penyakit radang usus, dan melanoma.
Penderita vitiligo datang dengan makula berbatas tegas
yang mengalami depigmentasi berpola simetrik. Hilangnya pigmentasi dapat
terlihat samar pada kulit yang putih/ pucat, tetapi dapt terlihat menodai wajah
pada orang yang berkulit lebih gelap.
Diagnosis ditegakkan secara klinis dan dapat dibantu
dengan inspeksi menggunakan lampu wood, yang memperjelas regio-regio yang
mengalami hipopigmentasi. Pada kasus yang tidak pasti, biopsi dapat membantu
untuk membedakan vetiligo dari gangguan hipopigmentasi lainnya. Penyakit ini
biasanya berawal sebagai makula lokalisata tetapi berkembang secara lambat
dalam hitungan tahun. Tempat paling sering terkena adalah wajah, kulit kepala,
dorsum manus, falang distal, lipatan tubuh, dan genitalia. Orifisum tubuh
(mata, lubang hidung, mulut, puting, umbilikus, dan anus) sering terkena,
karena merupakan area yang sering terkena trauma berulang, seperti prominensia
tulang. Vetiligo kulit kepala biasanya bermanifestasi sebagai leukotrikia,
suatu bercak lokalisata rambut putih atau abu-abu.
Vitiligo, terutama pada orang berkulit lebih gelap, dapat
menodai wajah secara kosmetis dengan dampak psikologis substansial. Tidak
adanya pigmen melanin membuat kulit yang terkena menjadi sensitif terhadap luka bakar akibat sinar matahari dan
komplikasinya . pasien dengan vitiligo rentan mengalami nevi halo.
Pasien dengan vitiligo harus dirujuk ke ahli dermatologi.
Psoralen topikal, sinar ultraviolet (UV)-A dan UV-B, serta steroid topikal
semuanya telah digunakan dengan angka keberhasilan yang bervariasi. Pada kasus
yang luas, terapi depigmentasi dan penanganan dengan pembedahan dapat
memberikan perbaikan. Tabir surya, produk-produk kamuflase, dan arahan yang
baik dari dokter dapat membantu pasien beradaptasi secara lebih baik dari
pengaruh psikologis proses penyakit.
EmoticonEmoticon